Masih perang di Sudan Selatan

(Untuk Giampiero Venturi)
29/06/16

Sudan Selatan menahan diri untuk tidak merayakan peringatan 5 untuk kemerdekaan yang direncanakan untuk 9 pada bulan Juli.

Yang termuda dari Negara-negara Afrika, lahir dari pemisahan diri dari Khartoum di Arab Sudan, berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Krisis kemanusiaan yang berkisar seputar data ekonomi yang mengkhawatirkan (devaluasi 90% dari mata uang nasional, inflasi 300%, defisit lebih dari satu miliar dolar) ditambahkan pada kembalinya perang saudara.

Setelah perjanjian damai Agustus 2015 yang melihat perjanjian antara Presiden Salva Kiir dan pemimpin pemberontak Riek Machar (yang menjadi wakil presiden Kiir), di utara bentrokan antara pasukan pemerintah dan milisi suku berlanjut. Di Wau, 700 km dari ibukota Juba, akan ada puluhan orang tewas dalam bentrokan berdarah. 

(Foto: Armée du Sud Soudan